Kamis, 08 Desember 2016
file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/googled690bf1bd90d0453.html
Lirik Don't Speak Tiffany Of 소녀시대, King Chain
- Don't Speak(Feat. 티파니 Of 소녀시대, King Chain) (03:25) Far East Movement
-
발매일2016.10.21음악장르가요 > 랩/힙합작사 [Penulis Lirik]작곡 [Komposer]You’re playing shy
Don’t think that I don’t want to be
Treading around you carefully
I don’t play games
I don’t play
Don’t care to know your name
Just want you for tonight
I want to dance
All night in LA, make your advance
We run like it’s payday
There’s crazy tension in the air
Think we should start a love affair
Breathe don’t speak
Why don’t you come
and dance with me
Get weak
The beat will leave you lost,
just screamin’ (oh)
Someone help me (oh)
The people help me scream it
Breathe don’t speak
Why don’t you come
and dance with me
Get weak
The beat will leave you lost,
just screamin’ (oh)
Someone help me (oh)
Someone help me
I’m alive
This love is bound to last past five
We won’t get out until the night
I want to play
Tonight ain’t over yet
Don’t know your name
Ain’t nothing to regret
I want to dance
All night in LA, make your advance
We run like it’s payday
There’s crazy tension in the air
Think we should start a love affair
Breathe don’t speak
Why don’t you come and dance with me
Get weak
The beat will leave
you lost just screamin’ (oh)
Someone help me (oh)
The people help me scream it
Breathe don’t speak
Why don’t you come
and dance with me
Get weak
The beat will leave
you lost just screamin’ (oh)
Someone help me (oh)
Someone help me
-
Jumat, 01 Juli 2016
Pantai Lagundri dan Pantai Sorake Mempesona Para Pengunjung
Pantai Sorake Pantai Lagundri Surga Bagi Peselancar
Berbicara tentang pantai, nama Indonesia pasti selalu ada. Ratusan pantai
nan eksotis menghiasi seluruh penjuru Indonesia termasuk Pantai Lagundri dan Pantai Sorake. Banyak masyarakat
luar pulau yang belum mengenal kedua pantai ini. Namun Pantai Lagundri banyak dikenal
kalangan peselancar luar negeri. Ombak dipantai cukup besar menjadikannya
tempat lomba surf tingkat dunia. Hamparan pasir putih juga dapat menarik
perhatian pengunjung.
Selain ombak dan pasir putih, warna air Pantai Lagundri menjadi daya tarik tersendiri
karena berwarna hijau tosca. Cahaya orange menambah kesempurnaan pantai ini
saat sore hari. Tidak jauh dari pantai Lagundri terdapat pantai yang tidak kalah cantik
dengan Lagundri.
Bernama Pantai Sorake.
Obyek wisata ini bisa dijadikan lokasi surfing bagi peselancar. Anda tidak
perlu khawatir jika ingin menginap di pantai ini karena banyak penginapan
dengan berbagai jenis. Selain penginapan, tersedia cottage dan kios kios
makanan laut yang bisa didatangi bersama teman maupun keluarga.
Kedua pantai ini dipenuhi wisatawan saat liburan terutama lebaran yang
hanya menghitung hari. Namun jika anda tidak dapat melihat ombak, tidak perlu
berkecil hati karena anda masih dapat menyaksikan terumbu karang dan mencari
ikan hias berukuran mini yang terjebak di antara karang. Bisa juga datang saat
ada event selancar karena anda akan di suguhi pertunjukan selancar dari peserta
selancar dunia.
Sayang jika anda datang ke Sumatera Utara namun tidak mengunjungi kedua
pantai ini. Akan tetapi jika anda tidak banyak memiliki waktu luang, anda bisa
mengunjungi salah satunya entah itu Pantai Lagundri atau Pantai Sorake. Anda bisa juga mengabadikan kunjungan saat
di sini bersama keluarga maupun rekan. Kedua pantai ini juga memiliki terumbu
karang yang tidak kalah indahnya dibanding Taman Laut Bunaken di Sulawesi
Utara. Karena ombak yang cukup besar, para pengunjung dilarang berenang pada
kedalam tertentu. Kedua pantai ini berada di pulau Nias, Nias Selatan.
Kebersihan menjadi hal utama di manapun anda berada begitu juga kedua
pantai ini. Kedua pantai ini juga mengutamakan kebersihan.
Obyek Wisata Lau Kawar Yang Memprihatinkan
Wajah Danau Lau Kawar Tak Secerah Dan Segemilang Dulu
Lebaran tinggal di depan mata membuat sebagian orang pulang kampung namun
tidak sedikit yang memilih merayakan lebaran di rumah alias tidak pulang kampung.
Bagi anda yang memilih pulang kampung ke Sumatera Utara tidak ada salahnya mampir
ke tempat wisata satu ini, Danau Lau Kawar namanya.
Menurut cerita yang beredar Danau Lau Kawar terbentuk seorang nenek yang mengutuk
seluruh desa. Sebelum berubah menjadi danau desa tersebut sangatlah subur. Air
yang jernih sekaligus tenang, udara segar dan bunga bunga Anggrek menjadi
pemandangan utama yang akan wisatawan lihat saat memasuki kawasan wisata.
Lokasi mudah dicapai dengan kendaraan roda dua maupun empat jalan yang
sudah diaspal, jarak lokasi dari Kota Medan membutuhkan waktu lebih kurang tiga
jam. Sayangnya ada beberapa fasilitas yang tidak terawat, rusak bahkan penjaga
didepan pintu masuk tidak ada karena sepinya pengunjung. Danau yang terlupakan
sebutan itu sepertinya cocok untuk Danau Lau Kawar. Dulu wisatawan yang datang ke tempat
ini banyak namun setelah Gunung Sinabung meletus pada tahun 2013 dan 2014
wisatawan sedikit demi sedikit mulai enggan datang. Zona merah yang ditetapkan
pemerintah untuk Danau Lau dan warga yang tinggal diungsikan, tanda tanda
kehidupan tidak terdapat lagi.
Rumput liar setinggi pinggang orang dewasa, rumah warga yang rusak, anak
kayu yang tumbuh subur menjadi pemandangan berbeda dari Danau Lau Kawar. Walau telah
mendapat lebel zona merah, masih terdapat beberapa pengunjung yang datang.
Masyarakat yang berada di luar Karo mendatangi Lau Kawar secara sembunyi-sembunyi sekadar melihat
keindahan danau yang mulai terlupakan dan mengabadikan kunjungannya melalui
sebuah handphone.
Pemerintah harus bekerja ekstra agar tempat wisata danau ini menarik banyak
pengunjung kembali setelah Gunung Sinabung tidak erupsi kembali dan situasi
menjadi normal seperti dulu. Obyek wisata Danau Lau jarang terdengar masyarakat
luar Sumatera Utara setelah Gunung Sinabung memuntahkan lahar, padahal di balik
ketidak terawatan Danau Lau
Kawar menyimpan sejuta keindahan.
Jumat, 10 Juni 2016
Minuman Ini Merupakan Hasil Fermentasi
Minuman yang
mempunyai cerita suram dulunya dan sekarang minuman ini sangat digemari oleh
pecinta minuman ini. Minuman ini bernama Tuak dari Sumatera Utara. Tuak
merupakan hasil fermentasi dari pohon Enau dan Kelapa yang diambil air niranya.
Hasil fermentasi ini nantinya akan berwarna putih dan menimbulkan bau yang
khas.
Tidak sulit
untuk menemukan Tuak jika anda sedang di Sumatera Utara khususnya di daerah
Toba dan Pulau Samosir. Minuman khas Sumatera Utara ini memiliki kandungan alcohol
yang rendah bahkan lebih rendah dari Bir dan Anggur. Awalnya Tuak ini digunakan
untuk membuat seseorang menjadi lebih tenang namun jika dikonsumsi lebih maka
orang yang meminumnya bisa mabuk dan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Bagaimanapun
Tuak merupakan ikon budaya orang Batak, meski Tuak disinyalir menjadi pemicu
pertikaian banyak orang apabila diminum secara berlebihan. Minuman ini tidak
cocok bagi anda yang beragama Islam karena seperti yang sudah disebutkan tadi
minuman ini mengandung alkohol. Tidak hanya Tuak yang dihasilkan dari Pohon
Enau ini tetapi juga batangnya bisa dijadikan dinding rumah adat, buahnya untuk
dijadikan kolang-kaling, ijuknya untuk dijadikan atap rumah, dan daunnya bisa
untuk membuat sapu lidi. Pohon ini memang banyak fungsinya selain menghasilkan
minuman beralkohol khas Batak.
Dibutuhkan
waktu sedikitnya 3 bulan untuk bisa menyadap dan itupun belum tentu air niranya
keluar. Ada beberapa syarat sat mengambil air nira dipohon Enau ini seperti
tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar. Agar mendapatkan hasil yang sempurna,
air nira dicampur dengan raru yaitu sejenis kulit kayu agar airnya bisa
difermentasikan. Dan juga tidak boleh sembarangan orang yang membuatnya karena
air niar tidak boleh asam, tidak boleh manis, dan juga tidak boleh terlalu
sepat.
Didalam
acara adat entah itu pemakaman, pernikahan maupun syukuran, Tuak akan selalu
ada. Dan menurut orang Batak, Tuak adalah pelengkap dan pemenuh dahaga, dan itu
tidak bisa digantikan dengan minuman lain.
Sejak abad
ke 19 yaitu setelah agama Kristen masuk ditanah Batak, Tuak sudah diminum oleh
orang-orang Batak. Tidak ada data yang akurat tentang ini.
Menurut
legenda Tuak berasal dari airmata Siboru Sorbajati. Ceritanya, Siboru Sorbajati
dipaksa orang tuanya kawin dengan seorang laki-laki yang buruk rupa. Karena
tekanan orang tua, Siboru Sorbajati menerima sinamot, lalu Siboru Sorbajati
meminta agar dibunyikan gondang sabangunan, lalu dia manortor lalu maningkot.
Siboru
Sorbajati lalu melompat dari palas-palas rumah Batak hingga terbenam ke dalam
tanah, lalu menjelma menjadi pohon bagot, sehingga tuak itu disebut aek (air)
Sorbajati. Katanya, setiap pangagat sebelum membuat saluran tuak di atas pohon
nira, pangagat terlebih dahulu mengelus-elus pohon nira, meminta si boru
Sorbajati menangis.
Sumatera Utara Juga Punya
Bunga Kenanga dan Burung Beo Nias merupakan satu tumbuhan
dan satu burung yang menjadi ciri khas bagi Sumatera Utara. Bunga Kenanga ini
dari family Annonaceae dan aromanya yang wangi telah menjadi ciri khasnya.
Sedangkan untuk nama latinnya sendiri bernama Cananga
odorata (Lam.) Hook. F. & Thomson. Tumbuhan ini bisa mencapai tinggi hingga
20 meter dengan jari-jari batangnya 35 cm (70 meter untuk diameternya).
Bunga ini juga bisa dijadikan minyak wangi karena baunya
yang harum. Di lain tempat di Indonesia, Kenanga disebut Kananga untuk Sunda,
dan Madura, Kenanga, Wangsa untuk Jawa, Kenanga, Semanga, Selanga untuk Aceh,
Selanga untuk Gayo, Nuarai untuk Simalungun, Ngana-ngana untuk Nias, Ananga,
Kananga untuk Minangkabau.
Burung dari keluarga Sturnidae ini adalah anak dari jenis
Burung Beo (Gracula religiosa). Nama burung ini adalah Burung Beo Nias. Burung
Beo Nias ini tersebar di Pulau Babi, Pulau Nias, Pulau Tuangku, Pulau Simo, dan
Pulau Bangakaru. Nama latin burung ini Gracula religiosa Linnaeus. Burung Beo
Nias bisa mencapai ukuran maksimalnya yaitu sekitar 40 cm, seluruh bulunya
berwarna hitam pekat dan dibagian sayapnya berwarna putih, paruhnya berwarna
kuning orange, sedangkan kakinya berwarna kuning.
Yang membedakan burung ini dengan burung Beo lainnya ada di
sepasang gelambir cuping di telingan yang berwarna kuning juga iris matanya
yang berwarna coklat gelap. Burung Beo Nias termasuk burung yang dilindungi di
Indonesia menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 serta Peraturan Pemerintah No.
7 Tahun 1999.
Burung ini juga banyak diminati oleh pecinta burung Beo
karena dapat menirukan banyak suara termasuk suara manusia. Populasi burung ini
lebih banyak di dalam sangkar dari pada di alam bebas. Karena banyak diminati
dan diburu, maka dibuatlah Undang-undang untuk melindungi satwa yang terancam
punah tersebut.
Burung Beo Nias juga menyukai hutan yang dekat dengan desa
dan tempat terbuka di daratan rendah hingga daerah dengan ketinggian 1000 meter
dari atas laut. Burung ini terdaftar sebagai Least Concern di IUCN Redlist, dan
masuk dalam CITES Apendiks II.
Untuk Klasifikasi Ilmiahnya:
Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Aves, Ordo:
Passeriformes, Famili: Sturnidae, Genus: Gracula, Species: G. religiosa,
Subspecies: Gracula religiosa robusta.
Daerah Penggabungan Yang Punya Banyak Bahasa
Sebagai daerah yang berasal dari
daerah penggabungan tiga daerah administratif. Sumatera Utara memiliki banyak
sekali bahasa dari daerahnya sendiri. Ada bahasa Mandailing, bahasa Batak,
bahasa Karo, bahasa Simalungun, bahasa Batak Alas Kluet, bahasa Batak Angkola,
bahasa Batak Pakpak, dan bahasa Batak Toba.
BAHASA MANDAILING
Penutur bahasa ini berjumlah
kurang lebih 1, 1 juta orang. Bahasa Mandailing ini mempunyai penyebutan bahasa
yang berbeda tergantung daerah yang menggunakannya, seperti bahasa Mandailing
Natal, bahasa Mandailing Padang Lawas, bahasa Mandailing Angkola. Bahasa
Mandailing Angkola dianggap yang paling mirip dengan bahasa Batak Toba.
BAHASA BATAK TOBA
Penutur bahasa ini berjumlah
sekitar 2 juta orang. Bahasa Batak Toba masih merupakan bagian dari Bahasa
Batak. Dulunya bahasa Batak Toba ditulis dengan menggunakan akasara Batak,
namun akhir-akhir ini masyarakat yang memakai bahasa Batak Toba menggunakan
aksara latin saat menulisnya.
BAHASA KARO
Penutur bahasa ini berjumlah
kurang lebih 600. 000 orang. Bahasa yang digunakan oleh para suku Karo ini
dulunya ketika menulis mereka menggunakan aksara Karo atau Surat Aru/ Haru.
Akan tetapi hanya sedikit orang Karo yang bisa menulis aksara Karo ini Karen sebagian
besar dari mereka lebih memilih menggunakan aksara Latin.
BAHASA SIMALUNGUN
Penutur bahasa ini berjumlah
sekitar 1 juta orang. Bahasa Simalungun digunakan oleh suku Simalungun yang
tinggal di Kabupaten Simalungun hingga Tapanuli. Menurut seorang peneliti P.
Voorhoeve, jika bahasa simalungun masih merupakan keturunan dari rumpun
Austronesia.
BAHASA BATAK PAKPAK
Penutur bahasa ini berjumlah
kurang lebih 1. 2 juta orang. Bahasa ini sering digunakan oleh masyarakat
didaerah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, dan sebagian Kabupaten Singkil di
daratan Aceh. Bahasa cukup unik dalam pengucapannya karena penduduk ketika
mulai bicara dan mengakhiri pembicaraan, mereka akan mengatakan Njuah-njuah.
BAHASA BATAK ANGKOLA
Bahasa Batak Angkola ini bisa
dibilang sub dari Bahasa Batak. Orang-orang yang menggunakan bahasa ini
bermukim di Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. Walaupun bahasa ini mirip
dengan bahasa Batak Toba dan bahasa Mandailing dan bahasa Batak Toba, bahasa
ini intonasinya lebih lembut jika dibandingkan dengan Bahasa Batak Toba.
BAHASA BATAK ALAS KLUET
Penutur bahasa ini berjumlah
sekitar 195. 000 orang. Sesuai dengan namanya, bahasa ini di ucapkan oleh suku
Alas dan suku Kluet. Bahasa Batak Alas Kluet juga memiliki tiga dialek, yakni
dialek Singkil, dialek Alas, dan dialek Kluet.
BAHASA BATAK
Bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak
dituturkan di Sumatera Utara. Sama halnya dengan bahasa Jawa yang mempunyai
aksara, Bahasa Batak juga mempunyai aksara namanya Surat Batak. Bahasa ini juga
termasuk rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Mari Mengenal Kesenian Sumut
Kesenian Indonesia memang banyak sekali terumata dari
daerah-daerah. Kesenian dari Sumatera Utara misalnya, provinsi yang ditinggali
oleh banyak warga dari berbagai suku, dari suku Batak sampai suku Jawa dan suku
Melayu.
Tarian Tradisional Sumatera Utara:
Tari Tortor Somba
Tari Tortor Sawan Panguras
Tari Tortor Sipitu Sawan
Tari Kuda-Kuda
Tari Baka
Tari Mulih-Mulih
Tari Gundala-Gundala
Tari Toping-Toping
Tari Tatak Muat Page
Tari Tatak Renggisa
Tari Balanse Madam
Tari Manduda
Tari Maena
Tari Moyo
Tari Sekapur Sirih
Tari Perang, dan lain sebagainya.
Kerajinan
Kerajinan yang terkenal dari Sumatera Utara ialah kain
Songket dan kain Ulos. Kerajinan ini berasal dari Suku Batak. Kain Ulos dibuat
dari benang kapas dan untuk warnanya hitam, merah, dan putih, warna yang
biasanya mengandung makna tertentu. Untuk Suku Pakpak kerajianan yang terkenal
adalah Kain Oles. Untuk Suku Karo kerajinan yang terkenal adalah Kain Uis.
Selain suku Pakpak, suku Batak, dan suku Karo pesisir pantai barat juga
memiliki kerajinan yang terkenal namanya Songket Barus. Sumatera Utara memang
terkenal dengan tenunannya karena selain perpaduan warnanya yang menarik, makna
dari warnanya sendiri juga membuat daya tarik yang berbeda.
Alat Musik Tradisional
Alat Musik tradisional asal Sumatera Utara ini sebelas
duabelas dengan alat musik Jawa, walaupun sebelas duabelas, tentu saja ada yang
berbeda. Dimulai dari Pangora,
Pangora ini jika dilihat sekilas memang mirip Gong dari Jawa
padahal jika dilihat secara teliti kalian akan menemukan perbedaannya.
Perbedaan dari Pangora ini adalah bunyinya. Bunyi dari Pangora ini berasal dari
stik yang digunakan sedangkan pinggiran Pangora dipegang dengan tangan yang
menyebabkan Pangora berbunyi “pok”.
Masih dengan bentuk yang hampir mirip dengan musik asal Jawa
namun dengan sedikit perbedaan. Namanya Gordang. Alat musik ini berasal dari
Suku Batak dan cara memainkannya dengan dipukul. Kalau di Jawa namanya Gendang.
Doli-Doli. Alat musik ini terbuat dari bamboo yang jumlahnya
4 buah. Cara memainkannya adalah dengan cara ditiup, Doli-Doli biasanya sering
dijumpai di wilayah Nias.
Alat musik tradisional ini bisa juga disebut Kucapi atau
Hasapi. Sebenarnya alat musik tradisional ini bernama Hapetan. Alat musik
Hapetan mirip dengan Kecapi, begitu pula dengan cara menggunakannya yaitu
dipetik.
Langganan:
Postingan (Atom)