Lestarikanlah
Tari Toping-Toping
Berbicara tentang tarian tradisional asal Suku Batak memang
tidak ada habisnya. By the way, berbicara tentang Tari Tradisional, ada nih
tari yang pelaksanaannya waktu ada acara kematian atau duka cita. Namanya Tari
Toping-Toping. Tarian ini berasal dari Suku Batak di Simalungun guys. Itu
kabupaten yang sekarang dipimpin oleh Bupati JR Saragih.
Toping-Toping ini ada dua bentuk. Yang pertama, seorang
manusia yang memakai topeng dalalahi, topeng ini ditunjukkan untuk dipakai oleh
laki-laki. Topengnya dibentuk mirip laki-laki. Yang kedua, huda-huda namanya.
Huda-huda ini terbuat dari kain, bentuknya mirip burung enggang yang mempunyai
paruh. Konon katanya, burung inilah yang akan membawa roh manusia yang telah tiada
untuk menghadap ke yang kuasa.
Tarian Toping-Toping dulunya berawal dari seorang puang
bolon yang terkena kemalangan akibat anak semata wayangnya yang akan menjadi
pewaris kerajaan meninggal dunia namun, sang permaisuri sangat mencintai
putranya hingga sang permasuri tidak mau putranya tersebut dimakamkan. Sang
permaisuri menyimpan mayat putranya hingga aroma khas dari putranya menyebar ke
penjuru istana bahkan menyebar ke tempat warrga.
Segala cara telah dibuat oleh para penghuni istana agar sang
permaisuri mau mengebumikan anaknya, tetapi usaha para penghuni istana ini pun
mengalami kegagalan hingga pada suatu tempat, gerombolan laki-laki yang sedang
melakukan martambul dan minum tuak prihatin akan situasi ini. Para geromobolan
laki-laki itu sedang memasak hasil buruan mereka termasuk burung enggang.
Terbesit sebuah ide untuk membuat sebuah pertunjukan lucu
untuk permaisuri. Permaisuri yang hanyut dalam pertunjukan ini pun lantas
membuat mereka dapat menguburkan anaknya dengan sembunyi-sembunyi. Setelah
martambul selesai salah satu dari mereka mulai mengenakan paruh enggang yang
tidak mungkin dimakannya. Ketidaksengajaan itu telah membuat orang yang menontonnya
tertawa. Dan ide lain muncul dengan sendirinya, ketika seseorang menjadikan
pelepah pinang sebagai tompeng manusia berwajah laki-laki dan wnita.
Ide selanjutnya yang muncul dibenak mereka adalah dengan
menarikan tarian khas Simalungun ini. Dan sekarang tarian mulai luntur sedikit
demi sedikit, tetapi untuk melestarikan tarian toping-toping biasanya diadakan festival.
Festival ini selain untuk melestarikan tarian asal Simalungun juga untuk
mengenalkan tari tradisional kepada masyarakat luar.
Berbicara tentang tarian tradisional asal Suku Batak memang
tidak ada habisnya. By the way, berbicara tentang Tari Tradisional, ada nih
tari yang pelaksanaannya waktu ada acara kematian atau duka cita. Namanya Tari
Toping-Toping. Tarian ini berasal dari Suku Batak di Simalungun guys. Itu
kabupaten yang sekarang dipimpin oleh Bupati JR Saragih.
Toping-Toping ini ada dua bentuk. Yang pertama, seorang
manusia yang memakai topeng dalalahi, topeng ini ditunjukkan untuk dipakai oleh
laki-laki. Topengnya dibentuk mirip laki-laki. Yang kedua, huda-huda namanya.
Huda-huda ini terbuat dari kain, bentuknya mirip burung enggang yang mempunyai
paruh. Konon katanya, burung inilah yang akan membawa roh manusia yang telah tiada
untuk menghadap ke yang kuasa.
Tarian Toping-Toping dulunya berawal dari seorang puang
bolon yang terkena kemalangan akibat anak semata wayangnya yang akan menjadi
pewaris kerajaan meninggal dunia namun, sang permaisuri sangat mencintai
putranya hingga sang permasuri tidak mau putranya tersebut dimakamkan. Sang
permaisuri menyimpan mayat putranya hingga aroma khas dari putranya menyebar ke
penjuru istana bahkan menyebar ke tempat warrga.
Segala cara telah dibuat oleh para penghuni istana agar sang
permaisuri mau mengebumikan anaknya, tetapi usaha para penghuni istana ini pun
mengalami kegagalan hingga pada suatu tempat, gerombolan laki-laki yang sedang
melakukan martambul dan minum tuak prihatin akan situasi ini. Para geromobolan
laki-laki itu sedang memasak hasil buruan mereka termasuk burung enggang.
Terbesit sebuah ide untuk membuat sebuah pertunjukan lucu
untuk permaisuri. Permaisuri yang hanyut dalam pertunjukan ini pun lantas
membuat mereka dapat menguburkan anaknya dengan sembunyi-sembunyi. Setelah
martambul selesai salah satu dari mereka mulai mengenakan paruh enggang yang
tidak mungkin dimakannya. Ketidaksengajaan itu telah membuat orang yang menontonnya
tertawa. Dan ide lain muncul dengan sendirinya, ketika seseorang menjadikan
pelepah pinang sebagai tompeng manusia berwajah laki-laki dan wnita.
Ide selanjutnya yang muncul dibenak mereka adalah dengan
menarikan tarian khas Simalungun ini. Dan sekarang tarian mulai luntur sedikit
demi sedikit, tetapi untuk melestarikan tarian toping-toping biasanya diadakan festival.
Festival ini selain untuk melestarikan tarian asal Simalungun juga untuk
mengenalkan tari tradisional kepada masyarakat luar.
MGM Springfield - NJ Casino & Hotel - JM Hub
BalasHapusThe 고양 출장안마 MGM Springfield 당진 출장안마 Resort & Casino is located in The Quad 제천 출장안마 at Casino City, MGM Springfield, based on 서울특별 출장안마 the brand's logo. MGM Springfield 포천 출장샵 Resort and Casino